Sabtu, 24 Oktober 2009

CERPEN: AKU PERNAH MERASAKAN CIUMANNYA

YIYIN N HEART

Semula aku tak pernah terpikir untuk mencintai Chresytha. Karena dia adalah sahabatku. Bahkan kami bersahabat cukup lama sejak kelas 1 SMA dulu. Chresytha memang sangat baik, bahkan terlalu baik terhadapku.

Anehnya Chresytha belum pernah memiliki teman pria. Sangat berbeda dengan aku yang kerap kali berganti-ganti teman kencan. Hingga aku bertemu Indra. Indra adaalah satu-satunya lelaki yang sangat berbeda dengan lelaki yang pernah kukenal.

Indra sangat perhatian, sabar, dan tak pernah mempermasalahkanku. Hingga tak terasa kami pacaran hingga menginjak kelas 3 SMA. Selama itu pula, Chressytha tak pernah kulihat memiliki satu orang teman lelaki pun. Anehnya ia selalu menolak pria mana pun yang bermaksud memacarinya. Bahkan Andrean yang terkenal ganteng dan cowok terpopuler di sekolah pun pernah mengirim surat cinta padanya. Tapi Chresytha menolaknya. Alasannya cukup sederhana, bahwa ia memang belum menargetkan untuk berrpacaran. Chresytha bilang ia takut kalau hal tersebut membuat ia terganggu konsentrasi belajarnya. Apalagi kedua orang tuanya bermaksud untuk menyekolahkan hingga S2. Mendengar alasan itu tentu saja aku dapat mengerti, apalagi kutahu kedua orang tua Chrestha adalah orang terrkemuka di kotaku yang tekenal memiliki pendirian yang kolot.

Hingga pada satu hari.... Malam itu aku menginap di rumah Chrestha untuk belajar bersama menjelang ujian akhir. Kedua orang tuaku mengijinkannya,mengingat kami sudah bersahabat cukup lama.

"Bagaimana, Lis?" kau sudah siap buat ujian besok?" tanya Chresytha seraya menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Mudah-mudahan aku siap....," jawabku seraya menguap.

"Kalau gitu, kita tidur aja yuk!" ajak Chresytha, seraya naik ke atas tempat tidur.

"Ayu...," jawabku seraya naik ke atas tempat tidur.

Tiba-tiba, Chresytha langsung memeluk tubuhku. Semula aku merasa risih mendapat pelukan tiba-tiba darinya. Tapi hawa AC yang dingin membuat aku membiarkan tubuhku dipeluknya. Entah syetan apa yang merasuk, hingga kemudian Chresytha mulai menggerayangi bagian tubuhku. Jari-jarinya itu dengan tanpa ragu menelusup ke sela BH-ku dan menjentik-jentik kedua puting payu daraku.

"Apa yang kaulakukan, Chresy?" tanyaku seraya berusaha menghindarkan tangannya. Tapi Chresytha tak peduli. Ia malah mendekatkan wajahnya dengan amat lembut ke wajahku. Tak ayal lagi bibirnya kemudian menyapu bibirku. Kali ini aku terdiam menerima sapuan bibirnya yang lembut. Dan entah syetan apa yang membuat aku kemudian perlahan mulai menikmati semuanya. Bahkan aku turut membalass ciumannya. Hingga kami saling bergumul dalam ciuman yang amat panas.

"Chresy.....," lirihku seraya merasakan tubuhku yang mulai menghangat oleh arus birahi yang merontaiku. Chresytha tampak mengulumkan senyumnya seraya membuka bra-ku kemudian mengisap kedua puting payu daraku bergantian. Perlahan saat itu aku merasakan denyut nadi di sekujur tubuhku menjadi kian aktif. Kepalaku mulai terasa melayang amat jauh..... sekali.Hingga ketika pagi harinya aku menyadari seluruh leherku dipenuhi cupang merah dari Chrsytha. Anehnya aku tidak marah sama Chresytha..... Padahal di sekolah aku sempat diledeki teman-temanku dan mendapat dengusan sinis dari guru pengawas ujian di sekolahku.

Setelah peristiwa itu, aku dan Chresytha tak pernah berusaha mengulanginya lagi. Hingga kemudian lulus SMA aku menikah dengan Indra. Sementara Chresytha melanjutkan kuliah di luar negeri.

Sejak menikah aku tak pernah memikirkan peristiwa dengan Chresytha lagi. Kehidupan rumah tangga yang pas-pasan membuat aku lebih konsen untuk bekerja membantu ekonomi suamiku.

Lima tahun keemudian..... Saat itu, aku baru saja pulang mengantar anak pertamaku sekolah TK. Sementara Andri masih bekerja di kantor.Tiba-tiba Chressytha muncul di rumahku. Ia langsung memeluk dan menciumiku.... Hingga peristiwa sewaktu kelas 3 SMA itu terulang kembali. Ketika kami sedang bercumbu bagai belut yang saling membesut, di luar dugaan Andri muncul....

"Chresytha.....?" desisnya. Hanya itu yang keluar dari mulut Andri menyaksikan kami berdua dalam keadaan tanpa busana sehelai pun.

"An....," ucapku. Andri tak berkata sepatah pun. Ia langsung meninggalkanku. Aku berusaha mengejarnya untuk memohon maaf. Tapi Andri sudah pergi entah kemana. saat itulah aku menangis menyesali semua perbuatanku.

"Maafkan aku, Liss....!" Chresytha memohon maaf. Aku hanya tediam dengan dua bola mata yang sembab.

"Kau marah padaku...?" tanyanya. Aku hanya diam.

Chresytha kemudian berusaha menenangkan aku. Bahkan mengantar untuk menjemput pulang anakku satu-satunya Hillian. Tapi lagi-lagi di luar dugaanku, Hillian sudah tak ada di TK. Pasti Andri yang menjemputnya. Aku dan Chresytha mencari Andri dan anakku Hillian ke rumah kedua orang tua Andri. Tapi Andri dan Hillian tak ada di sana. Aku berusaha menghubungi semua teman Andri bahkan semua teman-temanku dan saudara-saudara Andri. Andri dan Hillian bagai ditelan bumi. Dua orang yang menjadi bagian dalam hidupku benar-benar tak kutemukan....

Akhirnya aku dan Chresytha memohon bantuan polisi..... Satu hari, dua hari, hingga sebulan kemudian, Andri dan Hillian benar-benar tak ditemukan jejaknya.... Hingga kemunculan sebuah berita kriminal di televisi muncul dan mengabarkan ditemukannya dua sosok mayat seorang pria dewasa dan seorang anak di sebuah hutan. Saat itulah aku menyadari jika aku benar-benar sudah kehilangan dua orang yang menjadi bagian dari hidupku untuk selamanya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini